Selasa, 02 Agustus 2011

UTS kepemimpinan


1.      Jelaskan pengertian kepemimpinan dan tujunan dari teori kepemimpinan?

Jawab:
1.      Fiedler [1967], kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.
2.      John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki.
3.      Davis [1977], mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat .
4.      Ott [1996], kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain.
5.      Locke et.al. [1991], mendefinisikan kepemimpinan merupakan proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama
Dari kelima definisi diatas tujuan teori kepemimpinan yaitu pola hubungan, kemampuan mengkoordinasi, memotivasi,  kemampuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi orang lain.
2.      Untuk melihat atau menentukan corak/gaya yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya, dapat dilihat dari aspek apa saja? Dan bagaimana macam gaya yang dimungkinkan terjadi?

Jawab:
Seorang pemimpin akan berhasil jika ia mempunyai pola berpikir untuk melayani bukan berpikir untuk dilayani.dalam konsep umum pemimpin itu adalah orang yang memiliki kekuasaan, pemimpin adalah orang yang memerintah, dan pemimpin adalah orang yang berhak mendapat keuntungan dari kedudukannya. Ada 3 aspek yang harus kita jalani agar kita menjadi seoran pemimpin yaitu:
1.      Pemimpin itu harus menjadi pelayan:
Seorang yang ingin menjadi pemimpin dia harus terlebih dahulu menjadi pelayan, menjadi pelayan juga mengajarkan kita untuk menguasai diri
2.      Pemimpin sebagai hamba
Untuk menjadi seorang pemimpin kita harus memiliki kredibilitas seorang hamba
3.      Pemimpin sebagai orang yang memberi
Jika anda ingin menjadi seorang pemimpin konsep yang utama yaitu bagaimana memberi sesuatu?bukan bagaimana kita mandapatkan sesuatu.

Pemimpin adalah orang yang bisa mengarahkan,tahu apa yang anda kerjakan, bagaimana mangerjakan, dan bagaimana untuk memberi tahukan orang untuk mengerjakannya. Ada beberapa tipe atau gaya kepemimpinan yaitu:
Ø  Kepemimpinan yang memaksa (Coercive)
Pemimpin yang memaksa yaitu pemimpin yang hanya menyuruh bahawannya mematuhi semua perkataannya (just do what I say),tanpa memikirkan kondisi bawahannya. Pemimpin yang mempunyai kreteria memaksa hanya dapat berhasil didalam kondisi tertentu (darurat, dalam kondisi memaksa).
Ø  Kepemimpinan yang otoriter (authoritarian)
Yaitu pemimpin yang memberikan paksaan kepada bawahannya, pemimpin yang selalu mencerminkan sikap yang otoriter
Ø  Kepemimpinan yang domokrasi
Yaitu pemimpin yang menomor satukan pendapat para pegawainya, namun dalam kondisi ini anda akan sering mengadakan rapat namun jarang mendapatkan solusi dalam masalah yang sedang dihadapi karena pemimpin anda menomor satukan pendapat bawahannya, pendapat ada yang sama dan ada yang menentang jadi sulit medapatkan solusi.
Ø  Kepemimpinan yang dapat menentukan langkah (Pace setting)
Pemimpin yang seperti ini adalah pemimpin yang mengharuskan anda kerja berdasarkan waktu yang mengharuskan anda selesai menyelesaikan tugas tepat waktu
Ø  Kepemimpinan yang melatih (coaching)
Pemimpin yang melatih anda untuk bisa melakukan sesuatu, tetapi tipe kepemimpinan yang seperti ini tidak bisa digunakan pada saat mendesak.

3.      Beberapa metode dalam menangani konflik dan jelaskan yang paling sering digunakan oleh pimpinan? Berikan contoh konkrit.

Jawab:
Beberapa cara untuk mengatasi konflik menurut Nader and Todd, dalam salah satu bukunya, The Disputing Process Law In  Ten Societies, yaitu :
§  Bersabar ( Lumping )
yaitu suatu tindakan yang merujuk pada sikap yang mengabaikan konflik begitu saja atau dengan kata lain isu- isu dalam konflik itu mudah untuk diabaikan, meskipun hubungan dengan orang yang berkonflik itu berlanjut, karena orang yang berkonflik kekurangan informasi atau akses hukumnya tidak kuat.
§  Penghindaran ( Avoidance )
yaitu suatu tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri hubungannya dengan cara meninggalkan konflik, didasarkan pada perhitungan bahwa konflik yang terjadi atau dibuat tidak memiliki kekuatan secara sosial, ekonomi dan emosional.
§  Kekerasan atau paksaan ( Coercion )
yaitu suatu tindakan yang diambil dalam mengataasi konflik jika dipandang bahwa dampak yang ditimbulkan membahayakan.
§  Negosiasi ( Negotation )
ialah tindakan yang menyangkut pandangan bahwa penyelesaian konflik dapat dilakukan oleh orang- orang yang berkonflik secara bersama – sama tanpa melibatkan pihak ketiga. Kelompok tidak mencari pencapaian solusi dan term satu aturan, tetapi membuat aturan yang dapat mengorganisasikan hubungannya dengan pihak lain.
§  Konsiliasi ( Conciliation )
yaitu tindakan untuk membawa semua yang berkonflik kemeja perundingan. Konsiliator tidak perlu memeinkan secara aktif satu bagian dari tahap negosiasi meskipun ia mungkin bisa melakukannya dalam batas diminta oleh yang berkonflik. Konsiliator sering menawarkan konstektual bagi adanya negosiasi dan bertindak sebagai penengah.
§  Mediasi ( Mediation )
hal ini menyangkut pihak ketiga yang menangani/ membantu menyelesaikan konflik agar tercapai persetujuan.
§  Arbritasi ( Arbritation )
kedua belah pihak yang berkonflik setuju pada keterlibatan pihak ketiga yang memiliki otoritas hokum dan mereka sebelumnya harus setuju untuk menerima keputusannya.
§  Peradilan ( Adjudication )
hal ini merujuk pada intervensi pihak ketiga yang berwenang untuk campur tangan dalam penyelesaian konflik, apakah pihak- pihak yang berkonfllik itu menginginkan atau tidak.

4.      Jelaskan teori tentang gaya kepemimpinan yang efektif dalam aktivitas pengambilan keputusan dimana terdapat suatu kondisi para karyawan yang belum begitu lama direkrut dan kurang paham tentang tugas yang menjadi tanggung jawabnya?

Jawab:
Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Gaya kepemimpinan demokratis diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamat dan perilaku yang cenderung memajukan dan mengembangkan organisasi/kelompok. gaya ini diwarnai dengan usaha mewujudkan dan mengembangkan hubungan manusiawi (human relationship) yang efektif, berdasarkan prinsip saling menghormati dan menghargai antara yang satu dengan yang lain. Sehingga dalam mengambil keputusan suatu kondisi para karyawan yang kurang paham tentang tugas yang menjadi tanggung jawabnya dapat merasakan aman tidak dikekang dalam tugas yang belum dimengertinya.

5.      Jelaskan teori kepemimpinan dengan model jalur tujuan?

Jawab:
Model kepemimpinan jalur tujuan (path goal) menyatakan pentingnya pengaruh pemimpin terhadap persepsi bawahan mengenai tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalur pencapaian tujuan. Dasar dari model ini adalah teori motivasi eksperimental. Model kepemimpinan ini dipopulerkan oleh Robert House yang berusaha memprediksi ke-efektifan kepemimpinan dalam berbagai situasi.
Menurut Path-Goal Theory, dua variabel situasi yang sangat menentukan efektifitas pemimpin adalah karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan lingkungan internal organisasi seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada. Walaupun model kepemimpinan kontingensi dianggap lebih sempurna dibandingkan  model-model sebelumnya dalam memahami aspek kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian model ini belum dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling efektif antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan variabel situasional.

6.      Hal-hal apakah yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin untuk dapat menentukan teknik dan strategi yang tepat dalam pembinaan awal bawahannya?

Jawab:
Hal-hal yang perlu diperhatikan pemimpin dalam membina bawahannya:
  1. Tingkatkan dan kembangkan potensi diri dan profesionalisme bawahan secara sistematis disertai fasilitas-fasilitas yang disediakan untuk itu
  2. Pahami keluhan dan pendapat atau saran-saran dari bawahan
  3. Berikanlah bawahan informasi yang memadai (jangan setengah-setengah) dalam hal member instruksi atau hal lainnya
  4. Jangan mengecam bawahan di depan orang lain
  5. Berikan perhatian pada pekerjaan bawahan
  6. Berilah penghargaan atau hadiah pada bawahan yang berprestasi baik
  7. Bertanggung jawab penuh terhadap kesalahan “komplikasi”, “berantai” atau “terpadu”, jangan melemparkan kesalahan pada bawahan
  8. Bantulah bawahan jika menghadapi kesukaran atau kesulitan dalam pekerjaan maupun kehidupannya.
7.      Jelaskan inti materi dari tema diskusi anda?
Jawab:
Inti dari tema diskusi kelompok dua dalam teori-teori perilaku kepemimpinan yaitu:
a.       Otokratis - di mana staf yang hanya melakukan seperti yang diperintahkan.
b.      Demokratis - di mana staf memiliki beberapa mengatakan atas apa yang terjadi di tempat kerja mereka.
c.       Produksi berorientasi - dengan memungkinkan hanya mendapatkan pekerjaan yang dilakukan dan dilakukan dengan baik sikap.
d.      Karyawan berorientasi - mengambil kepentingan pribadi dalam staf mereka dan secara aktif mencari untuk memelihara comerarderie kuat.
e.       Memulai struktur - di mana manajer menentukan dan ketat struktur pekerjaan staf.
f.       Pertimbangan - mana manajer memelihara rasa saling percaya dan hubungan intepersonal kuat.

8.      Dari materi-materi diskusi yang terselenggara materi mana menurut anda menarik dan beri alasanya?

Jawab:
Materi-materi yang diskusi yang menurut saya menarik adalah materi dari kelompok dua tentang teori-teori perilaku kepemimpinan yang dapat kita pahami dan kita dapat mengetahui gaya perilaku seorang pemimpin. Karena setiap orang itu sangat berbeda dalam prilaku menjadi seorang pemimpin. Ada yang berperilaku otoriter, demokrasi, bebas, produksi berorientasi, karyawan berorientas, memulai struktur, pertimbangan, dll. Dan ketika kita menjadi seoran pemimpin, maka dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari teori perilaku manakah yang pantas dalam menjadi seorang pemimpin.

9.      Dari materi-materi yang disiapkan apa saran atau harapan anda yang diperlukan untuk peningkatan, baik materi maupun strategi pembelajarannya.

Jawab:
Dalam materi pembelajaran yang diajarkan lebih kepada komunikatif mahasiswa sehingga dapat menimbulkan perbedaan pendapat dan sulit membedakan mana yang benar maupun yang salah. Alangkah lebih baiknya setelah dalam diskusi mata kuliah kepemimpinan lebih diperkuat penjelasannya oleh dosen pengampu. Dalam strategi pembelajarannya cukup baik karena mahasiswa di bebaskan dalam membaca buku atau risensi lain.
»»  read more

Teori-teori Perilaku Pemimpin


BAB I
PEDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Selama tiga dekade, dimulai pada permulaan tahun 1950-an, penelitian mengenai perilaku pemimpin telah didominasi oleh suatu fokus pada sejumlah kecil aspek dari perilaku. Kebanyakan studi mengenai perilaku kepemimpinan selama periode tersebut menggunakan kuesioner untuk mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk melihat bagaimana perilaku tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas kepemimpinan seperti kepuasan dan kinerja bawahan. Peneliti-peneliti lainnya menggunakan eksperimen laboratorium atau lapangan untuk menyelidiki bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan. Jika kita cermati, satu-satunya penemuan yang konsisten dan agak kuat dari teori perilaku ini adalah bahwa para pemimpin yang penuh perhatian mempunyai lebih banyak bawahan yang puas.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
a.       Apa yang dimaksud dengan definisi kepemimpinan ?
b.      Apa sajakah teori – teori perilaku kepemimpinan ?

C.    Tujuan Penulisan
a.       Mengetahui definisi kepemimpinan
b.      Mengetahui teori – teori perilaku kepemimpinan


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Memahami Definisi Kepemimpinan.
Para ahli merumuskan definisi kepemimpinan, sebagai berikut:
1.      Fiedler [1967], kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.
2.      John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki.
3.      Davis [1977], mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat .
4.      Ott [1996], kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain.
5.      Locke et.al. [1991], mendefinisikan kepemimpinan merupakan proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama
Dari kelima definisi ini, para ahli ada yang meninjau dari sudut pandang dari pola hubungan, kemampuan mengkoordinasi, memotivasi,  kemampuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi orang lain.
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan.
B.     Teori-Teori Perilaku Kepemimpinan
Sulitnya mendefinisikan kepemimpinan efektif hanya berdasarkan karakter memicu minat untuk melihat perilaku pemimpin dan bagaimana perilaku tersebut dapat menentukan kesuksesan atau kegagalan mereka dilakuakan dengan dua metode penelitian antara lain:

1.      Studi Universitas Iowa
Salah satu eksplorasi formal yang pertama dari kedua gaya dilakukan oleh Kurt Lewin dan koleganya di University of Iowa, pada 1930-an - saat teori sifat masih didominasi 'peneliti perhatian yang besar. Lewin menggunakan istilah:
a.       Otokratis - di mana staf yang hanya melakukan seperti yang diperintahkan.
Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negatif, di mana sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan. Jadi otoritas berada di tangan pemimpin, karena pemusatan kekuatan dan pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggung jawab penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui ancaman dan hukuman. Selain bersifat negatif, gaya kepemimpinan ini mempunyai manfaat antara lain, pengambilan keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada pimpinan serta memberikan rasa aman dan keteraturan bagi bawahan. Selain itu, orientasi utama dari perilaku otokratis ini adalah pada tugas.
b.      Demokratis - di mana staf memiliki beberapa mengatakan atas apa yang terjadi di tempat kerja mereka.
Perilaku demokratis; perilaku kepemimpinan ini memperoleh sumber kuasa atau wewenang yang berawal dari bawahan. Hal ini terjadi jika bawahan dimotivasi dengan tepat dan pimpinan dalam melaksanakan kepemimpinannya berusaha mengutamakan kerjasama dan team work untuk mencapai tujuan, di mana si pemimpin senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya. Kebijakan di sini terbuka bagi diskusi dan keputusan kelompok.

2.      Studi Universitas Michigan
Teori kepemimpinan perilaku benar-benar datang ke dalam tahun 1940, dan 1950-an ketika dua kelompok terpisah peneliti dari University of Michigan, dan Ohio State University mulai sistematis melihat perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin yang efektif.
Pekerjaan yang dilakukan oleh University of Michigan, di bawah pengawasan Rensis Likert, yang disebut gaya kepemimpinan seorang manajer sebagai salah satu:
a.        Produksi berorientasi - dengan memungkinkan hanya mendapatkan pekerjaan yang dilakukan dan dilakukan dengan baik sikap.
b.        Karyawan berorientasi - mengambil kepentingan pribadi dalam staf mereka dan secara aktif mencari untuk memelihara comerarderie kuat.
Kesimpulan dari para peneliti asli karyawan yang berorientasi pemimpin mencapai tingkat yang lebih tinggi dari produktivitas kerja, dan memiliki staf yang lebih puas daripada pemimpin berorientasi produksi. Namun, lain berpendapat [6] bahwa upaya penelitian untuk mengidentifikasi satu universal gaya terbaik, telah lemah yang terbaik - peneliti terkemuka untuk menemukan pentingnya situasi dalam menentukan gaya yang akan bekerja terbaik.
3.      Ohio State Univerity Studi
Studi Ohio, yang dilakukan pada waktu yang sama seperti yang di Michigan di bawah arahan Ralph Stogdill, disebut dua cara utama sebagai:
1.      Memulai struktur - di mana manajer menentukan dan ketat struktur pekerjaan staf.
2.      Pertimbangan - mana manajer memelihara rasa saling percaya dan hubungan intepersonal kuat.
Namun, penelitian ini unik karena mereka tidak melihat dua dimensi kepemimpinan untuk menjadi eksklusif gaya bersama, di mana seorang manajer adalah tugas baik atau hubungan terfokus.
4.      Model Leadership Continuum
Tannenbaun dan Schmidt dalam Hersey dan Blanchard (1994) berpendapat bahwa pemimpin mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis.
Menurut teori kontinuun ada tujuh tingkatan hubungan peminpin dengan bawahan :
1.      Pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan (telling).
2.      Pemimpin menjual dan menawarkan keputusan terhadap bawahan (selling).
3.      Pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan.
4.      Pemimpin memberikan keputusan tentative, dan keputusan masih dapat diubah.
5.      Pemimpin memberikan problem dan meminta sarang pemecahannya kepada bawahan (consulting).
6.      Pemimpin menentukan batasan – batasan dan minta kelompok untuk membuat peputusan.
7.      Pemimpin mengizinkan bawahan berfungsi dalam batas – batas yang ditentukan (joining).
Jadi, berdasarkan teori continuum, perilaku pemimpin pada dasarnya bertitik tolak dari dua pandangan dasar :
1.      Berorientasi kepada pemimpin.
2.      Berorientasi kepada bawahan.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Para ahli ada yang meninjau dari sudut pandang dari pola hubungan, kemampuan mengkoordinasi, memotivasi,  kemampuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi orang lain. Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan.
Teori-teori perilaku kepemimpinan:
a.       Otokratis - di mana staf yang hanya melakukan seperti yang diperintahkan.
b.      Demokratis - di mana staf memiliki beberapa mengatakan atas apa yang terjadi di tempat kerja mereka.
c.       Produksi berorientasi - dengan memungkinkan hanya mendapatkan pekerjaan yang dilakukan dan dilakukan dengan baik sikap.
d.      Karyawan berorientasi - mengambil kepentingan pribadi dalam staf mereka dan secara aktif mencari untuk memelihara comerarderie kuat.
e.       Memulai struktur - di mana manajer menentukan dan ketat struktur pekerjaan staf.
f.       Dan lain sebagainya.
      Dengan mempelajari teori perilaku dalam kepemimpinan kita dapat mengetahui perilaku pemimpin yang dapat dicontoh dan ditiru oleh bawahannya. Selain itu kita juga dapat belajar untuk menjadi seorang pemimpin yang profesional, berwibawa,berkarismatik dan dapat menjadi tauladan bagi bawahan.

DAFTAR PUSTAKA

Achua, C. & Lussier R. (2004). Kepemimpinan: Teori, aplikasi, pengembangan keterampilan , Thomson.
Gastil, J. (1994). A-analitik meninjau meta produktivitas dan kepuasan dan otokratis kepemimpinan demokratis , Small Group Research, 25, 3, (384-410), dan, Bass, B. & Stogdill, R. (1990). Bass &'s Handbook Stogdill Kepemimpinan , Free Press.
 Lewin, K., Lippett, R. & White, R. (1939). Pola Perilaku agresif dalam eksperimen Dibuat Iklim Sosial, Jurnal Psikologi Sosial, 10, 271-301.
Likert, R. (1961). pola baru manajemen , McGraw-Hill).; Kahn, R. & Katz, D. (1960. Kepemimpinan praktek dalam kaitannya dengan produktivitas dan moral, dalam D. Carwright & A. Zander (eds), Dinamika kelompok: Penelitian dan teori , Row Peterson.
Stogdill, R. & Coons, A. (1957). Pemimpin perilaku: deskripsi Its dan pengukuran, Biro Penelitian Bisnis, Ohio State University, Columbus, OH

»»  read more
 
KeluarJangan Lupa Klik Like Dan Follow ya!

Receive all updates via Facebook. Just Click the Like Button Below

Powered By Blogger Widgets