1.
Jelaskan
pengertian kepemimpinan Transformasional, dan hal-hal apakah yang menjadi
target kepemimpinannya. Berilah contoh tipe kepemimpinan ini.
Jawab:
Kepemimpinan transformasional merupakan sebuah proses di mana
para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ketingkat moralitas dan
motivasi yang lebih tinggi.
Menurut Burn menstranformasi kepemimpinan mempunyai
ciri sbb.:
a) Antara pemimpin dan pengikut
mempunyai tujuan bersama yang melukiskan nilai-nilai, motivasi, keinginan,
kebutuhan, aspirasi dan harapan mereka. Pemimpin melihat tujuan itu dan
bertindak atas namanya sendiri dan atas nama para pengikutnya.
b) Walaupun pemimpin dan pengikut
mempunyai tujuan bersama akan tetapi level motivasi dan potensi mereka untuk
mencapai tujuan tersebut berbeda.
c) Kepemimpinan menstransformasi
berusaha mengembangkan sistem yang sedang berlangsung dengan mengemukakan visi yang mendorong
berkembangnya masyarakat baru. Visi ini menghubungkan pemimpin dan pengikut dan
kemudian menyatukannya. Keduanya saling mengangkat ke level yang lebih tinggi
menciptakan moral yang makin lama makin meninggi. Kepemimpinan menstrasnformasi
merupakan kepemimpinan moral yang meningkatkan perilaku manusia.
d) Kepemimpinan menstransformasi
akhirnya mengajarkan kepada para pengikut bagaimana menjadi pemimpin dengan
melaksanakan peran aktif dalam perubahan. Keikutsertaan ini membuat pengikut
menjadi pemimpin. terlaksananya nilai-nilai akhir meliputi yang meliputi
kebebasan, kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan dalam masyarakat.
Para pemimpin transformasional mencoba menimbulkan kesadaran
para pengikut dengan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-niali
moral seperti kemerdekaan, keadilan dan kemanusiaan, bukan didasarkan atas
emosi seperti keserakahan, kecemburuan atau kebencian. Kepemimpinan
transformasional berkaitan dengan nilai-nilai yang relevan bagi proses pertukaran
(perubahan), seperti kejujuran, keadilan dan tanggung jawab yang justru nilai
seperti ini hal yang sangat sulit ditemui di Indonesia.
2.
Untuk
melihat atau menentukan corak/ gaya yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam
melaksanakan kepemimpinannya, dapat dilihat dari aspek apa saja? Dan bagaimana
macam gaya dimungkinkan terjadi?
Jawab:
Seorang pemimpin
akan berhasil jika ia mempunyai pola berpikir untuk melayani bukan berpikir
untuk dilayani.dalam konsep umum pemimpin itu adalah orang yang memiliki
kekuasaan, pemimpin adalah orang yang memerintah, dan pemimpin adalah orang
yang berhak mendapat keuntungan dari kedudukannya. Ada 3 aspek yang harus kita
jalani agar kita menjadi seoran pemimpin yaitu:
a)
Pemimpin
itu harus menjadi pelayan:
Seorang yang ingin menjadi pemimpin
dia harus terlebih dahulu menjadi pelayan, menjadi pelayan juga mengajarkan
kita untuk menguasai diri
b)
Pemimpin
sebagai hamba
Untuk menjadi seorang pemimpin kita
harus memiliki kredibilitas seorang hamba
c)
Pemimpin
sebagai orang yang memberi
Jika anda ingin menjadi seorang
pemimpin konsep yang utama yaitu bagaimana memberi sesuatu?bukan bagaimana kita
mandapatkan sesuatu.
Pemimpin adalah orang yang bisa mengarahkan,tahu apa yang
anda kerjakan, bagaimana mangerjakan, dan bagaimana untuk memberi tahukan orang
untuk mengerjakannya. Ada beberapa tipe atau gaya kepemimpinan yaitu:
Ø Kepemimpinan yang memaksa (Coercive)
Pemimpin yang memaksa yaitu pemimpin
yang hanya menyuruh bahawannya mematuhi semua perkataannya (just do what I
say),tanpa memikirkan kondisi bawahannya. Pemimpin yang mempunyai kreteria
memaksa hanya dapat berhasil didalam kondisi tertentu (darurat, dalam kondisi
memaksa).
Ø Kepemimpinan yang otoriter
(authoritarian)
Yaitu pemimpin yang memberikan
paksaan kepada bawahannya, pemimpin yang selalu mencerminkan sikap yang
otoriter
Ø Kepemimpinan yang domokrasi
Yaitu pemimpin yang menomor satukan
pendapat para pegawainya, namun dalam kondisi ini anda akan sering mengadakan
rapat namun jarang mendapatkan solusi dalam masalah yang sedang dihadapi karena
pemimpin anda menomor satukan pendapat bawahannya, pendapat ada yang sama dan
ada yang menentang jadi sulit medapatkan solusi.
Ø Kepemimpinan yang dapat menentukan
langkah (Pace setting)
Pemimpin yang seperti ini adalah
pemimpin yang mengharuskan anda kerja berdasarkan waktu yang mengharuskan anda
selesai menyelesaikan tugas tepat waktu
Ø Kepemimpinan yang melatih (coaching)
Pemimpin yang melatih anda untuk
bisa melakukan sesuatu, tetapi tipe kepemimpinan yang seperti ini tidak bisa
digunakan pada saat mendesak.
3.
Jelaskan metode dalam menangani
konflik dan jelaskan yang paling sering digunakan oleh pemimpin? Berikan contoh
konkrit.
Jawab:
Beberapa cara untuk mengatasi konflik
menurut Nader and Todd, dalam salah satu bukunya, The Disputing Process Law
In Ten Societies, yaitu :
§ Bersabar ( Lumping )
yaitu suatu
tindakan yang merujuk pada sikap yang mengabaikan konflik begitu saja atau
dengan kata lain isu- isu dalam konflik itu mudah untuk diabaikan, meskipun
hubungan dengan orang yang berkonflik itu berlanjut, karena orang yang berkonflik kekurangan informasi atau
akses hukumnya tidak kuat.
§ Penghindaran ( Avoidance )
yaitu suatu
tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri hubungannya dengan cara meninggalkan konflik, didasarkan
pada perhitungan bahwa konflik yang terjadi atau dibuat tidak memiliki kekuatan
secara sosial, ekonomi dan emosional.
§ Kekerasan atau paksaan ( Coercion )
yaitu suatu
tindakan yang diambil dalam mengataasi konflik jika dipandang bahwa dampak yang
ditimbulkan membahayakan.
§ Negosiasi ( Negotation )
ialah tindakan
yang menyangkut pandangan bahwa penyelesaian konflik dapat dilakukan oleh
orang- orang yang berkonflik secara bersama – sama tanpa melibatkan pihak
ketiga. Kelompok tidak mencari pencapaian solusi dan term satu
aturan, tetapi membuat aturan yang dapat mengorganisasikan hubungannya dengan
pihak lain.
§ Konsiliasi ( Conciliation )
yaitu tindakan
untuk membawa semua yang berkonflik kemeja perundingan. Konsiliator tidak perlu
memeinkan secara aktif satu bagian dari tahap negosiasi meskipun ia mungkin
bisa melakukannya dalam batas diminta oleh yang berkonflik. Konsiliator sering menawarkan konstektual bagi adanya
negosiasi dan bertindak sebagai penengah.
§ Mediasi ( Mediation )
hal ini
menyangkut pihak ketiga yang menangani/ membantu menyelesaikan konflik agar
tercapai persetujuan.
§ Arbritasi ( Arbritation )
kedua belah
pihak yang berkonflik setuju pada keterlibatan pihak ketiga yang memiliki
otoritas hokum dan mereka sebelumnya harus setuju untuk menerima keputusannya.
§ Peradilan ( Adjudication )
hal ini merujuk
pada intervensi pihak ketiga yang berwenang untuk campur tangan dalam
penyelesaian konflik, apakah pihak- pihak yang berkonfllik itu menginginkan
atau tidak.
4.
Jelaskan teori
tentang gaya kepemimpinan yang efektif dalam aktivitas pengambilan keputusan
dimana terdapat suatu kondisi para karyawan yang belum begitu lama direkrut dan
kurang paham tentang tugas yang menjadi tanggung jawabnya?
Jawab:
Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor
utama dan terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Gaya kepemimpinan
demokratis diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamat
dan perilaku yang cenderung memajukan dan mengembangkan organisasi/kelompok.
gaya ini diwarnai dengan usaha mewujudkan dan mengembangkan hubungan manusiawi
(human relationship) yang efektif, berdasarkan prinsip saling menghormati dan
menghargai antara yang satu dengan yang lain. Sehingga dalam mengambil
keputusan suatu kondisi para karyawan yang kurang paham tentang tugas yang
menjadi tanggung jawabnya dapat merasakan aman tidak dikekang dalam tugas yang
belum dimengertinya.
5.
Jelaskan teori kepemimpinan dengan
model jalur tujuan?
Jawab:
Model
kepemimpinan jalur tujuan (path goal) menyatakan pentingnya pengaruh pemimpin
terhadap persepsi bawahan mengenai tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan
jalur pencapaian tujuan. Dasar dari model ini adalah teori motivasi
eksperimental. Model kepemimpinan ini dipopulerkan oleh Robert House yang
berusaha memprediksi ke-efektifan kepemimpinan dalam berbagai situasi.
Menurut Path-Goal Theory, dua
variabel situasi yang sangat menentukan efektifitas pemimpin adalah
karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan lingkungan internal organisasi
seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada. Walaupun model kepemimpinan
kontingensi dianggap lebih sempurna dibandingkan model-model sebelumnya
dalam memahami aspek kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian model ini
belum dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling
efektif antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan variabel
situasional.
6.
Hal-hal apakah yang perlu diperhatikan
oleh seorang pemimpin untuk dapat menentukan teknik dan strategi yang tepat
dalam pembinaan awal bawahannya?
Jawab:
Hal-hal yang perlu diperhatikan
pemimpin dalam membina bawahannya:
- Tingkatkan dan kembangkan potensi diri dan profesionalisme bawahan secara sistematis disertai fasilitas-fasilitas yang disediakan untuk itu
- Pahami keluhan dan pendapat atau saran-saran dari bawahan
- Berikanlah bawahan informasi yang memadai (jangan setengah-setengah) dalam hal member instruksi atau hal lainnya
- Jangan mengecam bawahan di depan orang lain
- Berikan perhatian pada pekerjaan bawahan
- Berilah penghargaan atau hadiah pada bawahan yang berprestasi baik
- Bertanggung jawab penuh terhadap kesalahan “komplikasi”, “berantai” atau “terpadu”, jangan melemparkan kesalahan pada bawahan
- Bantulah bawahan jika menghadapi kesukaran atau kesulitan dalam pekerjaan maupun kehidupannya.
7.
Jelaskan aplikasi-aplikasi
sumber-sumber kekuasaan, tingkat kematangan, dan gaya kepemimpinan guru yang
tepat digunakan dalam proses belajar mengajar. Uraian harap disertai dengan
contoh yang kongkrit.
Jawab:
Menurut
Muhibbin Syah (2006:253) dengan menambahkan satu lagi gaya kepemimpinan guru
menurut Barlow (1985) yaitu otoritatif maka gaya kepemimpinan guru dalam proses
belajar mengajar ada empat macam yaitu:
·
Otoriter
(authoritarian), secara harfiah, otoriter berarti berkuasa sendiri atau
sewenang-wenang. Dalam PBM, guru yang otoriter selalu mengarahkan dengan keras
segala aktivitas para siswa tanpa dapat ditawar-tawar. Hanya sedikit sekali kesempatan
yag diberikan kepada siswa untuk berperan-serta memutuskan cara terbaik untuk
kepentingan belajar mereka. Memang diakui, kebanyakan guru yang otoriter dapat
menyelesaikan tugas keguruannya secara baik, dalam arti sesuai dengan rencana.
Namun guru semacam ini sangat sering menimbulkan kemarahan dan kekesalan para
siswa khususnya siswa pria, bukan saja karena wataknya yang agresif tetapi juga
karena merasa kreativitasnya terhambat.
·
Laissez faire,
guru laissez faire, padannya adalah individualisme (faham yang menghendaki
kebebasan pribadi). Guru yang berwatak ini biasanya gemar mengubah arah dan
cara pengelolaan PBM secara seenaknya, ia tidak menmyenangi profesinya sebagai
tenaga pendidik meskipun mungkin memiliki kemampuan yang memadai. Keburukan lain
yang juga disandang adalah kebiasaan rutinnya menimbulkan pertengkaran-pertengkaran
kecil.
·
Demokratis
(democratic), arti demokratis adalah bersifat demokrasi, yang pada intinya
mengandung makna memperhatikan persaamaan hak dan kewajiban semua orang. Guru
yang memiliki sifat ini pada umumnya dipandang sebagai guru yang paling baik
dan ideal. Alasannya, dibanding dengan guru-guru lainya guru ragam demokratis
lebih suka bekerja sama dengan rekan-rekan seprofesinya, namun tetap
menyelesaikan tugasnya secara mandiri. Ditinjau dari sudut hasil pengajaran,
guru yang demokratis dengan yang otoriter tidak jauh berbeda. Akan tetapi, dari
sudut moral, guru yanng demokratis ternyata lebih baik dan karenanya ia lebih
disenangi baik oleh rekan-rekan sejawatnya maupun oleh siswanya sendiri.
·
Otoritatif
(authoritative), otoritatif berarti berwibawa karena adanya kewenangan baik
berdasarkan kemampuan maupun kekuasaan yang diberikan. Guru yang otoritatif
adalah guru yang memiliki dasar-dasar pengetahuan baik pengetahuan bidang studi
vaknya maupun pengetahuan umum. Guru seperti ini biasanya ditandai oleh
kemampuan memerintah secara efektif kepada para siswa dan kesenangan mengajak
kerjasama dengan para siswa bila diperlukan dalam mengiktiarkan cara terbaik
untuk menyelenggarakan PBM. Dalam hal ini, ia hampir sama denga guru yang
demokratis. Namun, dalam hal memerintah atau memberi anjuran, guru yang
otoritatif pada umumnya lebih efektif, karena lebih disegani oleh para siswa,
dan di pandang sebagai pemegang otoritas ilmu pengetahuan vaknya seperti yang
telah di uraikan di muka.
§ Guru otoriter (Authoritarian) memiliki ciri:
berwatak otoriter (sewenang-wenang), keras dan kaku dalam mengarahkan aktivitas
PBM dan menghambat kebebasan akademis siswa.
§ Guru laissez faire memiliki ciri: berwatak
individualistis (mementingkan diri sendiri), sering mengubah aktivitas PBM
secara seenaknya dan sering menimbulkan pertengkaran.
§ Guru demokratis memiliki ciri: berwatak sangat
demokratis, suka bekerja sama dengan rekan-rekan sejawat dan para siswa, sering
memberikan peluang akademis kepada siswa.
§ Guru Otoritatif memiliki ciri: berwatak cukup
demokratis, lebih berwibawa dari pada ragam guru ke-1, ke-2, dam ke-3 dan lebih
disegani para siswa dan lebih efektif dalam memerintah dan memberi anjuran.
0 komentar:
Posting Komentar
“Komentarnya yang membangun, yaa”.