Eritroblastosis Fetalis: Resiko Laki-Laki Indonesia Menikah Dengan Wanita Bule
Quote:
Eritroblastosis
fetalis adalah suatu kelainan berupa hemolisis (pecahnya sel darah
merah) pada janin yang akan nampak pada bayi yang baru lahir karena
perbedaan golongan darah dengan ibunya.
Lho kok bisa? Bisa gan, dibaca aja yang sabar ya
Perbedaan faktor golongan darah ini akan mengakibatkan terbentuknya
sistem imun (antibodi) ibu sebagai respon terhadap sel darah bayi yang
mengadung suatu antigen. Eritroblastosis fetalis biasanya terjadi apabila bayi bergolongan darah rhesus positif sedangkan ibu bergolongan darah rhesus negatif.
Quote:
Quote:
perhatikan bahwa
eritrosit anak golongan Rh+ digumpalkan oleh antibodi ibu (warna putih)
yang bergolongan Rh- ketika dalam kandungan
Quote:
Golongan Darah Rhesus
Quote:
Sistem rhesus membedakan darah menjadi dua golongan, yaitu golongan darah rhesus positif yang mengandung antigen rhesus dan golongan darah rhesus negatif yang tidak mengandung antigen rhesus.
Apabila antigen rhesus pada darah rhesus positif masuk ke dalam
sirkulasi darah rhesus negatif, maka tubuh orang rhesus negatif akan
membentuk antibodi untuk melawan antigen dari darah rhesus positif tadi.
Antibodi adalah suatu protein yang berfungsi menyerang dan
menghancurkan sel-sel yang dianggap benda asing atau membawa benda asing
atau membawa benda asing (antigen).
Contohnya adalah, apabila ada donor darah dari darah rhesus positif yang
diberikan kepada resipien yang berdarah rhesus negatif, maka pada tubuh
resipien akan mengalami pembekuan darah. Hal ini tidak membantu, tapi
justru merugikan resipien karena ginjalnya akan bekerja lebih keras
membersihkan darah yang membeku.
Hal sebaliknya tidak terjadi apabila darah rhesus negatif didonorkan
pada resipien berdarah rhesus positif; tidak terjadi pembekuan darah
karena darah dari donor tidak mengadung antigen rhesus.
Quote:
Kembali pada Eritroblastosis Fetalis
Quote:
Eritroblastosis fetalis
terjadi apabila seorang laki-laki yang bergolongan darah rhesus positif
menikah dengan wanita yang bergolongan darah rhesus negatif, maka anak
mereka kemungkinan besar bergolongan darah rhesus positif karena faktor
rhesus bersifat dominan secera genetika.
Kasus eritroblastosis fetalis biasanya terjadi pada kehamilan anak kedua dan seterusnya jika semua anak bergolongan rhesus positif.
Pada kehamilan pertama darah janin tidak banyak yang masuk ke dalam
sirkulasi darah ibu sehingga tidak terbentuk antibodi pada tubuh ibu,
baru pada saat melahirkan darah janin banyak masuk ke dalam sirkulasi
darah ibu. Terbentuknya antibodi setelahnya tidak berpengaruh karena
bayi sudah terlahir.
Pada kehamilan berikutnya janin dalam keadaan yang lebih berbahaya
karena antibodi ibu yang terbentuk setelah proses kelahiran sebelumnya
menyerang sel darah janin yang mengadung antigen. Akibatnya sel-sel
darah janin mengalami hemolisis (pecah) hebat.
Hemolisis menyebabkan bayi mengalami anemia. Tubuh bayi akan merespon
kekurangan sel darah merah ini dengan melepaskan sel darah merah yang
masih muda yang disebut eritroblas ke dalam sirkulasi darahnya (makanya
disebut eritroblastosis fetalis; fetal = fetus = janin).
Spoiler for eritroblastosis fetalis:
Quote:
Quote:
Hubungan Dengan Judul
Quote:
Orang
Asia pada umumnya bergolongan darah rhesus positif, di Indonesia hanya
0,5 % saja yg bergolongan darah rhesus negatif. Berbeda dengan orang
bule (Amerika, Eropa, dan Australia) yang lebih banyak bergolongan darah
rhesus negatif (15%-18%).
Jadi apabila laki-laki Indonesia yang mayoritas rhesus positif menikah
dengan wanita bule yang kemungkinan rhesus negatif, anaknya beresiko
mengalami eritroblastosis fetalis
Ah ternyata tak terlalu banyak juga ya gan, jd lega. Tp tetap kudu waspada jg gan
Spoiler for eritroblastosis fetalis:
Quote:
Cara Meminimalisasi Eritroblastosis Fetalis
Quote:
Apabila
diketahui ayah bergolongan rhesus positif dan ibu rhesus negatif,
sebaiknya dilakukan pemantauan berkala antibodi yang terbentuk dalam
darah ibu. Bila memungkinkan dapat dilakukan amniosintesis atau
pengambilan darah janin dari umbilical cord sehingga golongan darah
janin dapat diketahui. Apabila ada tanda bahaya dan kehamilan telah
berusia 32-34 minggu hendaknya kehamilan segera diakhiri dengan segera
melakukan kelahiran.
0 komentar:
Posting Komentar
“Komentarnya yang membangun, yaa”.