Jogja, siapa yang tidak kenal dengan kota tersebut..? Bukan hal yang tabu lagi kalau kota tersebut merupakan kota pelajar yang terdiri dari pemuda/pemudi dari berbagai macam suku, budaya, dan berbagai macam bahasa. Tapi hal tersebut tidak menjadikan mereka primodialisme yang mengangap budaya yang mereka miliki lebih baik dari budaya lain, mereka satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
Oke para pembaca yang sangat saya hormati, kita disini akan mengulas sedikit kehidupan yang terdapat di jogja. Banyak orang tua ingin sekali menyekolahkan atau menguliahkan anak-anak mereka di kota tersebut, tapi sebagian dari orang tua ingin sekali jangan sampai sekolah maupun kuliah di kota tersebut.
Jogja merupakan nama panggilan buat kota tersebut. Secara terperinci nama kota tersebut adalah Yogyakarta tapi sering dipanggil Jogja saja dengan panggilan akrabnya. Gubernur kota tersebut masih menganut sistem Sultan dalam terperinci kota tersebut masih mengenal sistem keraton atau suatu sistem kerajaan yang masih dibawah kibaran sang bendera merah putih. Sebab sesudah Indonesia merdeka, Sultan Hamengkubuwono IX menyerahkan Yogyakarta agar termasuk ke dalam provinsi Indonesia tapi dengan syarat yang memimpin jogja adalah keturunannya dengan nama lain Sultan. Cieee.. andai kamu jadi sultan kamu akan melakukan apa yah.?. jangan ditanya dehh.. Jogja pasti akan hancur jika anda yang jadi Sultannya.
Menurut kabar-kabar neh, kata orang Sultan Hamengkubuwono sekarang tidak memiliki anak laki-laki, jadi siapa yah penganti sultannya jika tidak punya anak laki-laki. Ahh... aku juga tidak tau kok, wong aku bukan orang jogja jadinya kurang tau deh tentang isu-isu tersebut. Benar atau tidaknya bukan aku kok yang ngurusin biar orang-orang berdarah biru saja yang merencanakan siapa yang menjadi penganti Sultan tersebut. Andai aku menikahi anak perempuan Sultan yang kata orang ceh, kemarin ikut Miss Indonesia perwakilan Jogja. ckckck... baru andai-andai kok, jadi yang baca jangan iri deh. Orang bisa andai-andai sampai terbang kelangit ketujuh aja tidak ada yang melarang.
Jika para pembaca menyimak di paragraf ke dua tadi saya tulis “sebagian dari orang tua ingin sekali jangan sampai sekolah maupun kuliah di kota tersebut”. Masalahnya apa ya.? Aku saja baru setahun di jogja belum mengerti hal tersebut, tapi menurut survei yang aku lakukan di dalam kota jogja bisa menjadi hal yang aku ketahui tersebut dari pertemanan dengan anak PUNK Jogja. Kalau sebatas kampus kayaknya kurang aku ketahui, jadinya teman-teman di kampus bisa menyadari hal tersebut dalam bentuk positif minsalnya dengan mengikuti kajian rohani atau perkumpulan orang-orang soleh, ikut kajian jadi bisa menjadi tameng iman di luaran gemerlapan pergaulan kota Jogja.
Aku pernah denger cerita dari teman-teman aku dari anak pergaulan diluaran kampus bahwa jogja itu di ibaratkan Blangkon yaitu kelihatan luarnya rapi tapi jangan salah dibelakangnya terdapat bongkahan.
Yah benar baget, karena aku sendiri pernah liat berbagai blangkon intinya sama memilki belakangnya terdapat bongkahan yang menurut mereka itu tidak bagus padahal dari depan bagus. Intinya mereka bilang jogja itu rapi diluar tapi didalamnya belum tau apa saja yang terdapat dibalik kerapihan tersebut. Itu menurut mereka lohh... kalau para pembaca kurang tau bisa sendiri bergaul dengan anak-anak PUNK yang dekil, kotor, bajunya cuma satu yang sering dipakai terus kemana mereka pergi. Sebenarnya aku sangat kasihan sekali sama anak-anak PUNK, yang menjadi teman-teman aku tersebut, karena mereka dipandang oleh sebagian orang merupakan sampah masyarakat tapi menurut mereka hal tersebut sudah biasa. Sebenarnya anak-anak PUNK tersebut sebagian dari golongan orang tuanya kaya, tapi mereka berkeinginan menjadi bebas dan mandiri mencari uang dengan mengamen. Sungguh dahsyatnya mereka. Tidak seperti kalian neh yang ngabisin duit orang tua saja, bilang mau beli buku tapi duitnya malahan di belikan di Film Bokep, astagfirullah dasar-dasar kalian neh hehehe... Bercanda kok, tidak sungguhan, tapi kalau para pembaca merasa tidak apa-apa. Bebas merasakan buat para pembaca.
Keinti lagi neh, sebelum aku masuk kejogja, orang-orang sering bilang dari sekolahan aku bahwa pergaulan jogja itu bebas sekali, tapi aku malahan cuek aja dalam hatiku beguma bebas seperti apa. Karena pada waktu itu aku belum mengetahuinya. Setelah melakukan survei dengan anak-anak PUNK dan sedikit menjadi mengetahui tentang jogja dari kehidupan siang malamnya jogja.
Owh yhaa... para pembaca, aku pada waktu ikut Bintor di UMB kulon progo pernah dengar bilang bapaknya ceramah, bahwa dari survei dengan membagikan angket kepada para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di jogja dengan total 97% bahwa mereka (mahasiswa) pernah melakukan hubungan sex dengan pasangan mereka dengan tempat di kost cowok maupun cewek, tapi paling banyak yang bilang di kostan cowok. Dari survei tersebut yang pernah aku baca juga di internet mereka tidak perawan lagi alias kebobolan sudah semenjak SMA maupun ada yang SMP. Nauzubillahminjalik.. tapi benar atau tidaknya itu kurang tau kok, wong aku cuma dengar saja. Pengen sekali aku bagikan angket kepada teman-teman kampusku jangan-jangan mereka pada tidak perawan lagi bahaya neh kalau mau dijadikan pacar, entar hamil ketika pacaran sama dia. Bisa bunuh diri neh... hehehe bercanda kok.
0 komentar:
Posting Komentar
“Komentarnya yang membangun, yaa”.